REVIEW FILM MARVEL’S BLACK PANTHER

Haiiii…

Gimana kabarnya di long weekend kali ini? Seru?

Ada yang ngisi liburan dengan nonton film Black Panther di bioskop?

Gimana filmnya? Keren? Kalo menurut gue, keren. Banget.

Kali ini gue bakal review tentang film yang jadi film pertama Marvel Studios di tahun ini sekaligus sebagai film pengantar ke film Avengers : Infinity War bulan Mei nanti. Langsung aja.
(Hak Cipta : Marvel Studios)
Film Black Panther sekarang jadi perbincangan karena jadi salah satu film yang dinanti bagi penikmat film terlebih lagi bagi para penggemar film-film besutan Marvel, termasuk gue. Film ini dikemas dengan sangat luar biasa. Sang sutradara Ryan Coogler tampaknya berhasil bikin film ini jadi film yang dapat respon sangat baik dari penikmat film. Baik itu dari segi cerita, konsep, sampai CGI yang emang dari dulu Marvel dikenal jago nampilin efek CGI yang keren.

Di film ini kita disuguhin sama cerita yang luar biasa. Dari awal film, kita diperlihatkan sejarah gimana terbentuknya Wakanda sampai jadi Negara kaya di dunia Marvel. Flashback-nya pun gue rasa gak terlalu berat dan mudah dipahami sama penonton. Dan flashback-nya bukan hanya sekedar dijadiin sebagai pelengkap aja tapi ternyata menjadi kunci penting atas jalannya cerita. Selain itu dari awal kita udah disuguhin sama aksi keren Black Panther saat mau nyelamatin Nakia sebelum pulang ke Wakanda buat penobatan T’Challa sebagai raja Wakanda baru.

Hampir di sepanjang film kita bakal disuguhin sama musik dan beberapa ciri khas Afrika. Seperti pada saat awal kepulangan T’Challa, kita disuguhin pemandangan luar biasa dari Afrika. Selain itu pada saat proses penobatan T’Challa, adat Afrika yang kental sangat terasa saat menyambut T’Challa turun dari pesawat untuk penobatan. Selain itu, beberapa pakaian dan pernik warga Wakanda juga nampilin ciri khas yang sangat Afrika, seperti coretan di wajah hingga tanda luka di sekujur tubuh Erik Killmonger.
(Hak Cipta : Marvel Studios)
Karakter yang ditampilin pun sangat keren. Meskipun terlihat ada banyak karakter dalam satu film, tapi penampilan karakter-karakter ini gak keliatan kayak dipaksakan. Misalnya penampilan M’Baku. M’Baku yang dikenal sebagai salah satu pesaing T’Challa di komik, malah dapat porsi yang tidak begitu banyak namun punya peran penting atas jalannya cerita. Begitu pun dengan penampilan villain utama, Erik Killmonger. Michael B. Jordan berhasil membangun karakter Erik Killmonger jadi karakter yang bengis dan kejam.

Selain para karakter pria, karakter wanita gak kalah memuaskan. Nakia yang diperanin sama Lupita Nyong’o sukses jadi karakter yang lemah lembut di dalam namun tangguh di luar. Beda banget sama Jane Foster di film Thor beberapa tahun lalu. Okoye sebagai pemimpin pasukan elit Wakanda, Dora Milaje juga berhasil bikin karakter wanita yang tangguh dan bahkan bikin pasukan elit wanita Wakanda tersebut mendominasi dibandingkan dengan suku Perbatasan yang dipimpin kekasihnya, W’Kabi. Penampilan Shuri di film ini pun juga gak bisa di anggap remeh. Meskipun karakter Shuri masih sangat muda, tapi Shuri berhasil membangun koneksi kuat dengan T’Challa sebagai kakak adik. Dengan karakter yang childish dan fashionable, Shuri seakan jadi penghias dengan menjadi seorang yang seperti “kids jaman now” di antara kentalnya unsur Afrika disamping kecerdasannya dalam teknologi Wakanda.

(Hak Cipta : Marvel Studios)
Yang jadi kekurangan di film Black Panther ini adalah sedikit sekali peran Ulysess Klaue. Mulai dari penampilannya di Avengers : Age Of Ultron, Ulysess Klaue menjelma jadi musuh bebuyutan rakyat Wakanda karena obsesinya terhadap Vibranium yang sangat tinggi. Di Black Panther ini menurut gue penampilannya kurang memuaskan. Karena seharusnya penampilannya lebih banyak mengingat di film ini lah kesempatan Klaue unjuk gigi terhadap obsesinya atas Wakanda sebagai pemilik “ladang” Vibranium. Yang jadi penyebab juga adalah Klaue mati dengan cara yang terlalu “mudah”. Seharusnya lebih banyak aksi yang ditampilin sebelum ia benar-benar mati. Udah kulit putih jadi minoritas, peran pun minoritas.
(Hak Cipta : Marvel Studios)
Tapi untungnya kekurangan peran karakter kulit putih disini dapat ditutupi sedikit sama karakter Agen CIA Everett Ross yang diperanin Martin Freeman. Disini penampilannya sebagai kaum “minoritas” cukup apik, dimana akhirnya Agen Ross bekerja sama dengan Wakanda. Seharusnya apabila peran Ulysess Klaue lebih banyak, akan menarik jika berhadapan dengan Agen Ross yang notabene sama-sama kulit putih namun punya pandangan berbeda atas Wakanda. Dan alangkah kerennya jika di akhir keduanya bisa berlawanan.

Secara keseluruhan film ini sangat luar biasa. Dari pengangkatan unsur Afrika yang kental sampai jalan cerita yang mudah dipahami. Gak salah banyak respon positif datang dari para penikmat maupun kritikus film. Tapi dengan tingginya rating film ini, muncul pertanyaan di kepala gue. Apakah Avengers : Infinity War bakal terbebani dengan ini? Karena melihat respon yang bagus di film Black Panther ini, sudah pasti Avengers : Infinity War nanti punya tugas besar buat film mereka lebih keren dari Black Panther ini. Gue harap gitu.
(Hak Cipta : Marvel Studios)
Satu hal yang gak bakal dilupain sama tim Marvel Studios adalah kehadiran sosok legendaris, Opa Stan Lee. Tapi di film ini menurut gue kehadiran Stan Lee adalah salah satu yang terbaik karena adegannya sama sekali gak bisa ditebak. kalo penasaran, tonton aja filmya.

Itu aja review dari gue soal film Black Panther ini. Kalo kalian mau nonton, selamat nonton. Buat kalian yang udah nonton, gue minta respon kalian terhadap film ini gimana. Tinggalin di kolom komentar atau di media sosial gue.


WAKANDA FOREVER.

Facebook   : Vebri Franx Andova

Twitter      : @AndovaVebri

Instagram   : vebriandova

Path           : Vebri Andova


Best Regards,

VEBRI ANDOVA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAL-HAL VIRAL SELAMA SEPTEMBER 2017

HAL-HAL VIRAL SELAMA JULI 2018

HAL-HAL VIRAL SELAMA MEI 2018